This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 22 Agustus 2015

Sejarah Ikan Cupang

Nusantara Koi - Ikan Cupang termasuk ikan yang mempunyai sejarah cukup panjang. Pada tahun 1849 Theodor Cantor menerbitkan sebuah artikel tentang ikan petarung yang kemudian dinamainya dengan Macropodus pugnax. Pada tahun 1909 C. Tate Regan menyadari bahwa pendapat Cantor salah dan sebenarnya pugnax adalah spesies yang sebelumnya memang sudah ada di alam. Regan menamai kembali ikan petarung Cantor dengan nama Betta splendens yang dikenal sampai sekarang

Sebenarnya semua jenis Betta splendens (cupang) yang tersebar di seluruh dunia berasal dari jenis sirip pendek (plakat) dan selama bertahun-tahun jenis ini banyak dipelihara oleh orang-orang di Thailand. Disana mereka memijahkan ikan petarung ini dengan jenis cupang liar. Tujuan utama mereka adalah untuk mendapatkan petarung yang hebat, baik dari segi kekuatan, ukuran, gaya bertarung dan warnanya.

Seleksi ini dilakukan dengan melakukan penyilangan dengan cupang dari breeder lain. Pemenangnya akan menjadi model untuk generasi petarung berikutnya.

Karena tidak ada seleksi alam, maka setelah beberapa generasi, cupang yang diperoleh justru mempunyai sirip dada dan punggung yang panjang. Ikan ini tidak mempunyai “jiwa petarung” karena tidak agresif dan tidak dapat bergerak dengan cepat jika dibandingkan dengan cupang bersirip pendek lainnya. Cupang dengan sirip yang panjang ini akhirnya hanya dapat dinikmati keindahannya saja. Sebenarnya jenis cupang seperti ini sudah ada sejak orang-orang Eropa dan Amerika datang ke Asia Tenggara pada tahun 1850. Sekitar tahun 1960an, breeder India berhasil mendapatkan anakan cupang yang mempunyai dua helai sirip ekor sehingga disebut dengan jenis doubletail. Ciri khas dari jenis ini adalah sirip dada yang sangat lebar dan tubuhnya sedikit pendek. Karena ingin menghilangkan cirri-ciri ini,maka mereka menyilangkan cupang doubletail dengan jenis sirip tunggal,tetapi kemudian hasil yang diperoleh justru bermacam-macam bentuk sirip dada dan perut.
 
 Perlahan-lahan hobi memelihara ikan hias mulai melanda Eropa dan Amerika. Asia meresponnya dengan melakukan persilangan cupang bersirip panjang secara besar-besaran. Sekarang para pehobi di Eropa dan Amerika lebih selektif dalam memilih ikannya supaya karakteristik ikannya tetap terpelihara. Pada tahun 1960, breeder Amerika, Warren Young berhasil menyilangkan cupang dengan sirip yang sangat panjang dan dinamainya dengan “cupang Libby”, sesuai dengan nama istrinya. Ikan ini kemudian dijual ke pehobi di seluruh dunia dan terutama ke peternak di Asia. Jenis inilah yang kemudian berkembang menjadi jenis veiltail.

Pada saat yang sama, breeder Jerman, Dr. Eduard Schmidt-Focke, menyilangkan cupang jenis deltatail yang pertama. Jenis ini mempunyai ekor berbentuk segitiga yang simetris. Maka pada tahun 1967 didirikanlah IBC (International Betta Congres). Tujuan IBC adalah untuk menyilangkan cupang yang mempunyai sirip yang lebar dan simetris. Jenis ini mempunyai kapasitas berenang yang lebih baik. Tetapi perlu waktu yang lama untuk menghasilkan jenis ini. Pada tahun 1980, para breeder terkenal Amerika seperti Peter Göettner and Paris Jones, mengembangkan jenis superdelta dengan sirip yang sangat besar. Pada tahun 1984, orang Perancis Guy Delaval mengimpor jenis ini ke Perancis. Delaval menyeleksi dan menyilangkannya untuk memperoleh sirip punggung yang lebih besar. Pada tahun 1987, dia berhasil memperoleh ikan dengan sirip bersudut 180 derajat. Tetapi Rajiv Massilamoni menganggapnya hal yang mustahil karena biasanya cupang dengan ekor delta atau superdelta yang asimetris hanya mempunyai sudut 160 derajat saja. Laurent Chenot and Rajiv Massilamoni mulai bekerjasama menyilangkan cupang untuk mempertahankan jenis ini. Tetapi mereka terlalu sering mengawinkan pejantannya dengan saudaranya sendiri sehingga ikannya tidak mau lagi mendekati betinanya. Akhirnya mereka menyilangkan cupang yang betinanya berasal dari Delaval sedangkan jantannya adalah jenis melano doubletail turunan Amerika. Ikan ini kemudian dinamai R39 dan disilangkan dengan semua jenis betina hasil biakan Chenot dan Massilamoni. Ternyata beberapa ikan mempunyai sirip 180 derajat. Pada tahun 1991 breeder cupang Amerika bernama Jeff Wilson melihat ikan ini dan menamainya "halfmoon". Dia mulai bekerjasama dengan Chenot and Massilamoni dan menyilangkan jenis Amerika dan menghasilkan lebih banyak anakan halfmoon. Pada tahun 1993, Chenot, Massilamoni dan Wilson menunjukkan jenis ikan halfmoon mereka pada pameran IBC di Tampa Florida dengan nama CHENMASWIL. Mereka memenangkan "Best of show". Inilah awalmula demam halfmoon.

5-10 tahun belakangan ini berbagai jenis ikan dengan sirip yang beraneka ragam mulai ditemukan. Breeder Indonesia Ahmad Yusuf menemukan jenis serit (crowntail). Jenis ini mempunyai ciri khas tulang siripnya tumbuh melampaui sirip. Oleh karena itu penampilannya seperti sisir sehingga ikan ini juga disebut jenis combtail.

Tetapi penemuan dari jenis sirip dan ekor yang lain masih terus dikembangkan. Semua orang di seluruh dunia masih berusaha mengembangkan halfmoon dan serit supaya penyebaran sirip dan bentuk ekornya semakin baik. Pada persilangan halfmoon, yang diutamakan sekarang adalah penyebaran dan pertumbuhan tulang sirip (halfmoon dengan 4, 8 dan 16 tulang). Semakin baik persebaran tulang sirip maka semakin baik pula dukungan terhadap ekor yang dibentuknya.

Dukungan ini sangat dibutuhkan ketika ikan semakin tua dan siripnya semakin panjang. Penemuan halfmoon lainnya adalah overhalfmoon yang penyebaran siripnya lebih dari 180 derajat dan juga halfmoon rosetail.

Sejarah Ikan Cupang Giant

Nusantara Koi - pada waktu jalan-jalan ke sentra ikan hias di Surabaya penulis tanpa sengaja melihat dan menemukan ikan cupang hias yang memiliki ukuran lebih besar dari ukuran ikan cupang normal yang disebut ikan cupang jenis giant, karena rasa penasaran penulis membeli dan ingin belajar sedikit tentang bagaimana merawat ikan cupang hias ini.

Ikan cupang Giant atau raksasa adalah ikan cupang hasil persilangan antara ikan cupang biasa dengan cupang alam.Ikan cupang Giant panjang ukurannya bisa mencapai 12 cm jauh lebih panjang dan lebih besar bila di bandingkan dengan jenis ikan cupang yang lain.
Karena ukuran tubuhnya yang besar ikan cupang ini tidak seaktif bila dibandingkan dengan jenis ikan cupang lainnya,tetapi tetap memiliki keagresifan sebagaimana ikan cupang lainnya.Keindahan cupang hias masih terlihat namun untuk cupang raksasa jenis halfmoon dan serit belum didapat bentuk sirip yang sekokoh cupang halfmoon dan serit yang normal.

Gambar : perbedaan ikan cupang normal dan giant

Orang yang menemukan pertama kali ikan jenis ini  adalah Mr. Athapon (Uncle Sala) dan anaknya Mr. Natee, peternak Thai pemilik Diamond Fish Farm yang pertama kali mengembangbiakan cupang raksasa pada tahun 1999. Mereka mendapatkan seekor cupang plakat yang memiliki panjang 4 inchi (10 cm) dikolam mereka dan memiliki ide untuk mengembangkan cupang tersebut. Mereka mencari indukan betina yang besar dari sekitar 300 an kolam mereka untuk pasangan si cupang plakat raksasa yang mereka miliki. Dengan tidak pantang menyerah mereka mengawin silangkan cupang raksasa tersebut sehingga dicapai ukuran dan bentuk yang dikehendaki. Pada tahun 2001 Uncle Sala mulai memasarkan cupang raksasanya dan menamakannya Giant Betta. Setahun kemudian dikirimnya giant betta ini mengikuti kontes cupang internasional IBC di Amerika Serikat. Ketika itu harga seekor giant betta ditawarkan di Aquabid seharga US$ 1000 dan terjual.

Pada awal kemunculannya untuk mencapai ukuran 3 inchi (7.5 cm) dibutuhkan waktu 8-9 bulan namun sekarang untuk mencapai ukuran yang sama dapat dicapai hanya dalam waktu 5 bulan saja. Sementara sirip dan warna sudah berkembang semakin bervariasi sehingga didapat giant halfmoon, giant double tail, giant serit. Ukuran terbesar yang dapat ditemukan adalah 5 inchi (12.5 cm) pada giant berumur lebih dari 1 tahun.

Rabu, 19 Agustus 2015

3rd TKC Bupati Cup Koi Show 2015

Nusantara Koi - Koi Show 2015 masih terus berlangsung kali ini giliran tanggerang sebagai penyelenggara koi show dengan event "3rd TKC Bupati Cup Koi Show 2015" yang akan diselenggarakan pada tanggal 11-13 September 2015 bagi para pecinta koi yang ingin mengikuti event ini masih ada waktu untuk mempersiapkan ikan kesayangan agar bisa bertanding dengan maksimal dalam event ini.